SIAPkerja Digeber di Batam: 230 Perusahaan Diminta Naik Platform Digital

Posted on

Bayangkan kamu mau buka pabrik di Batam. Tapi kamu bingung, “Di sini tenaga kerjanya banyak nggak? Ahli di bidang apa? Lulusan SMK atau sarjana yang dominan?” Daripada nebak-nebak kayak ramal jodoh, mending buka aplikasi. Yap, sekarang semua bisa dilihat — dari jumlah sampai kualifikasinya — lewat satu platform digital yang mulai digeber oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker): SIAPkerja.

Nah, baru-baru ini, Kemnaker nggak cuma sekadar posting di media sosial soal aplikasi ini. Mereka turun langsung ke lapangan — tepatnya ke kawasan industri Batam, Kepulauan Riau — dan ngajak 230 perusahaan buat naik ke kapal digital. Bukan buat selfie, tapi buat pakai SIAPkerja sebagai alat rekrutmen tenaga kerja.

Direktur Jenderal Binapenta dan PKK Kemnaker, Darmawansyah, yang jadi bintang tamu acara sosialisasi itu, bilang bahwa SIAPkerja bukan sekadar aplikasi lowongan kerja biasa. Ini lebih ke ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif — istilah keren yang kalau diterjemahkan ke bahasa warung kopi artinya: “Semua diajak masuk, nggak ada yang ditinggal.”

“Ini platform terpadu,” tegas Darmawansyah di Batam, Kamis lalu. “Kami mengundang semua job portal buat berkumpul di sini. Jadi, perusahaan nggak perlu lagi posting lamaran di 10 situs berbeda. Cukup satu tempat, satu klik, dan voilà — pencari kerja datang menghampiri.”

Karirhub: Jodohkan Perusahaan dan Pencari Kerja

Dalam dunia digital dating, SIAPkerja punya fitur andalan bernama Karirhub. Fitur ini dirancang khusus buat jodohin perusahaan yang butuh tenaga kerja dengan mereka yang lagi galau cari kerja. Mirip Tinder, tapi tanpa swipe, dan hasilnya diharapkan lebih serius daripada sekadar janji “kita ngopi nanti”.

Sigit Ary Prasetyo, Koordinator Kemitraan dan Jejaring Pasar Kerja dari Pusat Pasar Kerja Kemnaker, bilang Karirhub memberi keuntungan dua arah. Buat perusahaan, proses rekrut jadi lebih cepat, murah, dan terpusat. Buat pencari kerja? Mereka bisa melamar ke banyak perusahaan tanpa keluar ongkos cetak CV atau bayar jasa makelar kerja.

“Bayangin, dulu harus antar lamaran dari kantor ke kantor, bawa map tebal kayak bawa buku perpustakaan. Sekarang? Cukup dari HP, sambil rebahan, bisa apply ke 10 perusahaan sekaligus,” kata Sigit — mungkin sambil mengenang masa-masa sulitnya dulu antar CV naik angkot.

Investor Juga Diuntungkan, Nggak Cuma Perusahaan Lokal

Yang menarik, SIAPkerja ternyata bukan cuma buat perusahaan lokal yang lagi butuh operator mesin atau teknisi listrik. Aplikasi ini juga jadi senjata pamungkas buat menarik investor asing.

Bayangkan investor dari Jepang atau Korea Selatan mau bangun pabrik di Batam. Sebelum investasi miliaran rupiah, mereka pasti ingin tahu: “Apa tenaga kerja di sini cukup? Apakah ada yang bisa bahasa Jepang? Atau ahli di bidang otomasi?”

Nah, SIAPkerja bisa jawab semua itu. Lewat data yang terkumpul, investor bisa scroll-scroll dulu sebelum commit. Mereka bisa lihat komposisi tenaga kerja, tingkat pendidikan, keterampilan, hingga distribusi usia — semua dalam satu dashboard.

“Ini memudahkan perencanaan,” ujar Darmawansyah. “Kalau dulu investor harus survei manual, sekarang bisa akses data real-time. Lebih cepat, lebih akurat, dan tentu saja, lebih hemat biaya.”

Kalau dipikir-pikir, ini kayak aplikasi TikTok buat pasar kerja: semua terlihat, semua bisa diukur, dan semua bisa direkomendasikan berdasarkan interest. Bedanya, kalau TikTok bisa bikin kamu ketagihan nonton kucing main piano, SIAPkerja diharapkan bikin perusahaan ketagihan dapat karyawan berkualitas.

Batam Jadi Contoh, Tapi Harus Menyebar

Pemilihan Batam sebagai lokasi sosialisasi bukan tanpa alasan. Kota ini dikenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia, dengan ribuan perusahaan yang tersebar di berbagai zona ekonomi khusus. Kalau SIAPkerja bisa ngeh di sini, artinya punya potensi besar buat diadopsi di kota-kota industri lain — dari Cikarang sampai Bitung.

Tapi tentu saja, ada tantangan. Bukan soal teknologi, tapi soal mindset. Masih banyak perusahaan, terutama yang skala menengah ke bawah, yang masih nyaman dengan cara lama: rekrut lewat mulut ke mulut, iklan koran, atau bahkan pasang spanduk di depan pabrik.

“Kami paham perubahan butuh waktu,” kata Sigit. “Tapi kalau nggak mulai sekarang, nanti malah ketinggalan. Dunia sudah digital, pasar kerja juga harus ikut nyetel.”

Harapan di Balik Layar Aplikasi

Di balik semua janji teknologi, ada satu harapan besar dari Kemnaker: mengurangi pengangguran, mempercepat penempatan kerja, dan menciptakan pasar tenaga kerja yang transparan. Tidak ada lagi kasus “di satu tempat butuh banyak pekerja, sementara di tempat lain banyak orang nganggur”.

SIAPkerja juga diharapkan bisa menekan praktik calo kerja yang selama ini merugikan pencari kerja. Kalau semua bisa diakses secara resmi dan gratis, ngapain bayar mahal-mahal ke calo?

Namun, seperti semua aplikasi pemerintah, pertanyaan besar selalu muncul: “Apa ini cuma proyek seremonial yang akhirnya mati suri setelah peluncuran?”

Kita doakan saja tidak. Karena kalau dikelola dengan serius, diisi dengan data yang akurat, dan didukung oleh perusahaan serta stakeholder yang komitmen, SIAPkerja bisa jadi game-changer di dunia ketenagakerjaan Indonesia.

Penutup

Jadi, intinya: Kemnaker lagi serius bikin pasar kerja lebih modern. Lewat SIAPkerja dan fitur Karirhub, mereka ingin semua pihak — dari perusahaan, pencari kerja, sampai investor — bisa saling menemukan dengan lebih mudah. Dan Batam jadi pioneer dari gerakan ini.

Apakah 230 perusahaan yang diajak bakal benar-benar aktif menggunakan aplikasi? Kita tunggu saja. Tapi setidaknya, langkah awal sudah diambil. Dan kali ini, pemerintah nggak cuma janji — mereka bawa aplikasi.

Kalau kamu pencari kerja atau HRD perusahaan, mungkin sudah saatnya cek aplikasi ini sebelum ketinggalan. Siapa tahu, jodoh kerja kamu ada di sana — tanpa perlu swipe, tapi cukup klik “Lamar Sekarang”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *