QRIS LIVE

Fakta Mengejutkan: Kamera Smartphone Lebih Canggih dari Komputer NASA Saat Apollo 11

Sulit dipercaya, tapi ini fakta. Smartphone yang ada di saku kita saat ini memiliki daya komputasi lebih besar daripada komputer yang digunakan NASA untuk mendaratkan Apollo 11 di bulan pada tahun 1969. Bahkan, chip kecil yang mengendalikan kamera smartphone sudah jauh melampaui kemampuan komputer onboard pesawat luar angkasa legendaris itu.

Komputer Apollo Guidance Computer (AGC) yang dipakai saat misi Apollo 11 hanya mampu bekerja pada kecepatan sekitar 0,043 MHz dengan memori sebesar 64 KB. Bandingkan dengan prosesor smartphone saat ini yang bisa mencapai kecepatan beberapa gigahertz dengan RAM hingga belasan gigabyte. Itu artinya, smartphone modern ribuan kali lebih cepat dan lebih pintar dibanding komputer yang berhasil membawa manusia ke permukaan bulan untuk pertama kalinya.

Yang lebih menarik, kehebatan itu bahkan tidak hanya ada di inti smartphone, melainkan juga di sistem kamera. Kamera smartphone sekarang bukan sekadar alat menangkap gambar, tapi sudah dilengkapi chip khusus yang mampu memproses miliaran perhitungan setiap detik. Teknologi ini memungkinkan fitur-fitur canggih seperti mode malam, HDR, stabilisasi gambar berbasis AI, hingga pengenalan wajah.

Bayangkan saja, untuk mengambil satu foto malam hari, kamera smartphone bisa langsung melakukan ratusan pengambilan gambar mini, menggabungkannya, menyesuaikan pencahayaan, lalu menyajikan hasil akhir yang terang dan tajam—semua dilakukan dalam hitungan detik. Pada era Apollo, perhitungan seperti itu akan membutuhkan komputer super besar yang memenuhi satu ruangan.

Fakta ini menggambarkan betapa pesatnya perkembangan teknologi dalam 50 tahun terakhir. Apa yang dulu hanya bisa dicapai oleh lembaga luar angkasa dengan anggaran miliaran dolar, kini bisa dilakukan siapa saja hanya dengan perangkat di genggaman tangan.

Namun, penting juga disadari bahwa kecanggihan ini tidak serta-merta membuat smartphone bisa menggantikan komputer penerbangan luar angkasa. Komputer Apollo 11 dirancang dengan satu tujuan: keandalan mutlak dalam kondisi ekstrem, meski dengan daya terbatas. Keunggulannya bukan pada kekuatan mentah, tapi pada kestabilan dan ketahanannya menghadapi situasi darurat.

Meski begitu, perbandingan ini tetap menjadi pengingat menarik tentang lompatan teknologi. Dari sebuah komputer seukuran lemari dengan kekuatan terbatas, kini kita punya perangkat mungil yang bisa memproses gambar bintang di langit malam lebih detail daripada yang pernah dibayangkan pada era Apollo.

Perbedaan inilah yang membuat fakta ini terasa ironis sekaligus menginspirasi. Jika dulu manusia bisa sampai ke bulan dengan komputer berdaya rendah, bayangkan apa yang bisa kita capai sekarang dengan kekuatan komputasi miliaran kali lipat lebih besar di saku kita.


Kritik terhadap Artikel Sumber

Banyak artikel yang mengulas fakta ini hanya berhenti pada perbandingan angka, misalnya “smartphone lebih cepat ribuan kali daripada komputer NASA”. Kekurangannya, pembaca tidak diberi gambaran jelas apa dampak nyata dari perbedaan itu. Artikel ini menambahkan perspektif tentang bagaimana chip kamera smartphone bekerja, contoh penggunaannya sehari-hari, serta alasan mengapa komputer Apollo tetap berharga meski kalah dalam daya komputasi. Dengan begitu, konten menjadi lebih bernilai dan tidak sekadar trivia yang basi.

Exit mobile version